Mendidik anak dengan keteladanan
Anak - anak kita mneyerap perilaku, sikap dan bahasa pada setiap saat jaga dalam hidup mereka. Dan walaupun mereka menghabiskan waktu mereka di tempat penitipan anak,
atau bersama pengasuhnya, kita sebagai orangtua tetap merupakan orang
terpenting dalam hidup mereka. Cara belajar mereka nomor satu adalah dengan
meniru, dan siapa yang paling baik
mereka tirukan kalau bukan orang terpenting dalam hidup mereka?
Ada sebuah cerita singkat namun dahsyat
karangan Leo Tolstoy yang dengan sangat bagus mendeskripsikan tentang teladan
ini. Cerita ini berjudul “Kisah seorang Kakek Tua dan Seorang Cucu”:
Anak-anak akan belajar lebih banyak,
jauh lebih banyak, baik Anda tahu Anda mengajar mereka secara sadar, maupun
tidak. Kita sering merasa heran bagaimana anak-anak mendapatkan suatu kebiasaan
atau perilaku. Misalnya, anak kedua saya yang belum lagi berusia dua tahun,
langsung minta digantikan baju dan mengenakan sepatu begitu mendengar kata
“jalan-jalan.” Dari kebiasaan saya, dia
belajar bahwa jalan-jalan indentik
dengan mengganti baju dan mengenakan sepatu.
Sebagai orangtua, kita senantiasa
menjadi teladan bagi anak-anak kita, membentuk sebagian besar perilaku, sikap,
tata cara, dan pola bicara, serta teknik mereka dalam memecahkan masalah—daftar
ini tidak akan ada akhirnya. Para ahli mengatakan bahwa anak-anak kita
mendapatkan 90 persen perilaku dan nilai-nilai mereka dari kita.
Keteladanan adalah salah satu sarana
mengasuh anak terpenting namun sederhana, yang dapat kita gunakan. Inilah
sarana yang akan terus berlaku walaupun Anda sedang tidak ada, karena mereka
melihat bagaimana jalannya hidup Anda, dan hasil apa yang Anda ciptakan dengan
cara hidup Anda. Pepatah mengatakan, “Apa yang kautanam adalah apa yang
kautuai.”.
Semoga bermanfaat.