Ada yang tak biasa di sudut beberapa ruangan di sekolah kami. Beberapa tumpuk buku dan sebuah rak yang sederhana. Terbuat dari kayu yan...
Ada yang tak biasa di sudut beberapa ruangan di sekolah kami. Beberapa tumpuk buku dan sebuah rak yang sederhana. Terbuat dari kayu yang dihias dengan kertas seadanya. Ya, kertas - kertas itu adalah sisa - sisa kertas dan sampul kertas yang tak terpakai. Lewat tangan yang terampil jadilah penghias rak buku yang berguna.
Adalah ustadz wanto, demikian beliau sering dipanggil. Pria kelahiran asli Jumapolo Karanganyar ini yang mempunyai ide membuat perpustakaan berjalan. Indonesia Membaca namanya, di SDIT Binaul Ummah. Pria yang beberapa waktu lalu terpilih menjadi Guruku Idolaku di SDIT BU ini bertekad mewujudkan impiannya. Beberapa koleksi bukunya, menjadi primadona para siswa. Buku - buku tersebut diperoleh dengan menyisihkan infaq dan bantuan dari yang peduli, bukan dari uang sekolah. Luar biasa. Ustadz Wanto seakan ingin mendobrak kejumudan tak berfungsinya perpustakaan selama ini. Siswa cenderung malas ke perpustakaan karena koleksi bukunya hanya itu - itu saja.
" Perintah Alloh yang pertama kan membaca. Saya yakin, anak - anak itu kelak akan menjadi orang - orang besar kalau sedari sekarang dibiasakan membaca. Dimunculkan minatnya dulu, bukan dipaksa menguasai pelajaran A,B, C " ujar ustadz Wanto.
Luar biasa keinginan beliau ini. Bukan tanpa halangan usaha yang dilakukannya. Selain keterbataan dana, perawatan koleksi buku - bukunya menjadi tantangan tersendiri. Maklum saja, yang melahap buku - buku tersebut adalah anak - anak. Akan tetapi, beliau yakin akan ada gantinya kelak. Pria yang juga menekuni Tahsin Qur'an ini ( karena suaranya bagus -red) merawat bukunya seperti laiknya perpustakaan formal.
Sebuah usaha yang patut diapresiasi di tengah kondisi siswa yang mulai jumud dengan kebiasaan membaca. Agaknya tepat ungkapan ini untuk beliau. Nyalakan lilin jangan cela kegelapan. Anda tertarik membantu beliau? Datang saja ke kampus kami atau temukan beliau di facebook dengan nama Wildan Fahrullah.