Oleh Lilik Prihyanto, S.Pd Ketua JSIT Daerah Karanganyar Seringkali orang tua memiliki rasa khawatir yang berlebihan ketika ...
Ketua JSIT Daerah Karanganyar
Seringkali orang tua memiliki rasa khawatir yang berlebihan ketika anaknyabersikap santai bahkan acuh seakan tak mempersiapkan dirinya menghadapi ulangan atau ujian tengah/akhir
semester, rasa gemas dan cemas tersebut bertambah tinggi ketika anak diperintah
untuk belajar sepertinya ogah-ogahan; orang tua lebih stress dibanding anaknya.
Dalam kondisi semacam ini jika orang tua salah mengambil langkah maka akan
berakibat fatal, oleh karena itu kita sebagai orangtua harus lebih cermat dalam
mengambil sikap, terkadang keinginan
orangtua memotivasi tetapi diterima anak orangtua menekan selebihnya
dianggap memarahinya. Agar kita dalam membersamai anak kita dalam
belajar sesuai dengan harapan kita ada
beberapa langkah praktis yang bisa kita lakukan:
Pertama kita harus berprasanggka baik
terhadap anak-anak kita bahwa anak kita memiliki kenginan serta kemauan dalam
belajar. Hilangkan segala prasangka buruk kita terhadap anak kita apapun
kejadian yang pernah membayangi anak kita di masa lalu yang menurut peresepsi kita
buruk hilangkanlah, semisal dulu anak ogah-ogahan belajar, suka ngambek dan
sifat buruk yang lain harus segera kita hilangkan dari prasangka kita. Kita
harus percaya diri bahwa kita bisa membangun semangat belajar anak, membuat dia
mau dan mampu belajar dengan baik.
Kedua, meluangkan waktu khusus dengan penuh
kosentrasi dalam membersamai belajar
anak kita. Waktu tersebut merupakan waktu yang disepakati oleh orangtua dan
anak melalui musyawarah yang demokratis tanpa tekanan namun tetunnya harus
diarahkan oleh orangtua dengan baik
sehingga mendapatkan waktu yang sama-sama enjoy dalam belajar dan cukup
untuk belajar
Ketiga,meningkatkan kesadaran belajar anak.
Dengan memberikan pengertian serta pemahahaman yang banyak terkait manfaat
belajar melalui contoh-contoh konkrit bukan sesuatu yang abstrak( missal kisah
orang sukses karena belajar tekun) hal ini akan memberikan gambaran nyata
bahwa orang yang rajin belajar akan
memdapatkan manfaat yang besar, setelah mengetahui manfaatnya maka anak akan
cinta, jika anak sudah cinta dengan belajar maka kesadaran belajar akan tumbuh
dengan baik.
Keempat, membangun kepercayaan kita kepada
anak. Contoh apabila kita terpaksa tidak dapat membersamai anak dalam waktu
yang telah ditentukan kita boleh memberikan nasehat atau pesan nanti saat jam
belajar harus belajar dengan baik, pesan dan arahan kita harus jelas (
belajarnya apa , referensi belajarnya apa dan bagaimana harus jelas). Kemudian
saat waktu nya belajar anak kita kita chek melalui alat komunikasi telephon ,
hp atau yang sejenis dengan kalimat yang isisnya kita percaya bahwa anak kita
belajar sungguh-sungguh di waktu belajar yang
telah kita tentukan , dengan cotoh kalimat sebagai berikut;” umi , abi
percaya saat ini adik sama kakak sedang belajar dengan baik, belajarnya lancar
tho?,tidak terganggu khan?”. Kalimat yang seperti ini jikalau anak kita belum
belajar akan memotivasi anaksegera belajar . Ketika anak sudah belajar maka anak akan lebih tersanjung dan
belajarnya akan lebih sungguh-sungguh. Di saat kita sudah pulang dan anak kita
masih dalam kondisi anak kita masih belajar kita harus memberi apresiasi yang menyenangkan bagi anak-anak kita. Namun
jika anak terlihat tidak dalam kondisi
belajar kalimat yang kita ungkapkan adalah kalimat yang mempercayai bahwa mereka
sudah belajar contoh : ummi-abi sayang sama adik kakak…tadi mesti sudah belajar banyak. Dengan kalimat ini maka anak
akan merasa terapresiasi jika dia sudah belajar, tapi kalau anak belum merasa
belajar maka dia akan merasa bersalah dan kemudian dia akan belajar lebih
sungguh-sungguh.
Kelima bersabar dalam membersamai anak
belajar.
Jika anak merasa kesulitan belajar
maka orang tua membantu anak dalam memahami materi dan melatih untuk berfikir
bukan tergesa-gesa dalam belajar dan menjadikan anak manja sehingga anak sulit
dalam menganalisis sebuah masalah atau materi. Atau sebaliknya orangtua tergesa
gesa agar anaknya segera dapat menyelesaikan masalahnya, apalagi sampai orang
tuanya marah-marah.
Keenam jika anak mengalami down (tidak mampu
belajar) sebagai orang tua harus membangun rasa percaya dirinya dengan cara
mengingatkan kembali dengan prestasi-prestasi anak waktu kecil,
kemampuan-kemampuan di masa kecil, nanti ketika sudah terbangun anak harus kita
beri apresiasi.
Ketujuh membangun/meningkatkan kedekatan
secara emosi dan ruhiyah. Misal dengan cara menambah frekuensi sholat sunnah
bersama, mengajak puasa sunnah bersama, menyimak bacaan Qur’annya, dll.
Kedelapan do’a. Keikhlasan dan kesungguhan do’a
orang tua memberi sumbangan terbesar dalam kesuksesan ananda. Harapan yang
disertai husnuzhon kepada ananda dan husnuzhon pada takdir Allah menjadi
kekuatan besar menuju kesuksesan.
Kesembilan selalu tawakkal tetap mengiringi
seluruh aktivitas kita. Dalam mendampingi belajar anak kita harus terus bertawakkal
dalam segala langkah, karena usaha kita untuk anak adalah usaha yang baik dan
semuanya tak luput doa kita kepada Allah SWT.