Archive Pages Design$type=blogging

Prestasi dan Tantangan Pendidikan Islam

  Oleh Adian H u saini Saya mendapatkan kesempatan menyampaikan pidato pembukaan ( Keynote Speech ) pada acara Munas III Jaringan...



 
Oleh Adian Husaini

Saya mendapatkan kesempatan menyampaikan pidato pembukaan (Keynote Speech) pada acara Munas III Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), di Palembang. Sumatera Selatan.  Sekitar 1200 hadir dalam acara itu. Anggota JSIT sendiri sekarang mencapai lebih dari 1600 sekolah. Acara pembukaan di Arena Olah Raga Jakabaring Palembang itu sangat semarak. Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin dan Wakil Mendikbud bidang Kebudayaan hadir memberikan sambutan dan membuka acara yang dihadiri para guru dan pengelola sekolah Islam dari Sabang sampai Merauke.
Hadir pula, pada perhelatan ini,  sejumlah cendekiawan dan praktisi pendidikan dari Pakistan, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Yang patut diapresiasi, menurut pengurus JSIT, para hadirin hadir atas biaya sendiri. Semangat dan antusiasme para hadirin antara lain ditandai dengan terdengarnya pekik takbir berulang kali saat acara berlangsung. Ini benar-benar sebuah momentum yang penting dalam dunia pendidikan Islam.
Pada kesempatan itulah, saya berkesempatan berbagi pikiran dan perasaan dengan para pakar dan praktisi pendidikan Islam itu. Kepada mereka saya sampaikan, bahwa saat ini, — tanpa menafikan setor-sektor lainnya — bisa dikatakan, pendidikan adalah satu-satunya sektor dakwah yang bisa dengan mudah ditunjukkan berbagai keberhasilannya. Dalam kurun sekitar 20 tahun terakhir, berbagai prestasi pendidikan Islam tampak menonjol, khususnya di tingkat taman kanak-kanak, tingkat dasar, dan menengah. Prestasi yang sangat menonjol adalah tertanamnya rasa kepercayaan dan bahkan rasa bangga kaum Muslim terhadap sekolah-sekolah Islam di berbagai daerah – apakah yang menggunakan label terpadu atau tidak.
Kini, dengan mudah kita menjumpai elite-elite muslim yang tanpa malu-malu dan bahkan merasa bangga mengirimkan anaknya ke sekolah Islam atau pondok-pondok  pesantren. Prestasi-prestasi akademik sekolah Islam pun banyak yang membanggakan. Kini dengan begitu mudahnya kita menunjukkan sekolah-sekolah Islam unggulan di kota-kota di Indonesia yang nilai ujian nasionalnya melampaui prestasi sekolah-sekolah non-muslim atau sekolah umum.
“Kebanggaan” (pride/izzah) dalam diri seorang Muslim merupakan aspek penting dan mendasar untuk meraih prestasi-prestasi besar berikutnya. Jika kaum Muslim tidak bangga, tidak percaya, dan tidak memiliki ‘izzah terhadap lembaga-lembaga Islamnya sendiri, sulit diharapkan lembaga Islam itu akan berkembang. Kita ingat sebuah ungkapan terkenal dari cendekiawan Muslim Muhammad Asad yang beberapa kali kita kutip dalam CAP: no civilization can prosper or even exist after having lost this pride and the connection with its own past. Tidak ada satu peradaban yang akan berjaya atau bahkan akan eksis jika sudah hilang kebanggaannya terhadap dirinya atau terputus dari sejarahnya.
Jadi, kebanggan dan kepercayaan kaum Muslim terhadap lembaga-lembaga pendidikan Islam adalah modal dasar yang sangat penting bagi kemajuan pendidikan Islam di masa depan. Jangan sampai kepercayaan (trust) itu disia-siakan. Perlu disadari bahwa prestasi ini tidak dicapai dengan mudah. Sejumlah pengelola lembaga pendidikan Islam bercerita suka-dukanya merintis pendidikan Islam di era 1980 dan 1990-an. Banyak di antara mereka yang datang dari rumah ke rumah untuk meyakinkan para orang tua muslim, bahwa sekolah yang akan mereka dirikan adalah sekolah yang serius dan bermutu tinggi. Tidak jarang mereka menjadikan anak-anak mereka sebagai “singa percobaan”. Dengan cara itu orang lain mau percaya. Uniknya, banyak perintis lembaga-lembaga pendidikan Islam “terpadu” ini adalah para professional muslim; apakah dokter, insinyur, pengusaha, dan sebagainya.
Dalam kaitan inilah, di Jakabaring Palembang itu, saya mengajak para guru untuk “bangga” sebagai guru. Pengelola pendidikan seyogyanya benar-benar menempatkan guru sebagai posisi terhormat, tidak kalah terhormatnya dengan pejabat. Guru – dalam pandangan saya – bukanlah sebuah profesi yang dihargai karena bayaran. Guru dalam Islam adalah mujahid. Menyampaikan ilmu adalah jihad fi-sabilillah. Kata Nabi SAW: “Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka dia sedang berjihad di jalan Allah.”

COMMENTS

Name

ANGKATAN KEDUA ANGKATAN PERTAMA EKSTRA KURIKULER Galeri Informasi Kegiatan Parenting Pojok Pendidikan PPDB PRESTASI Profil TENTANG KAMI Visi & Misi
false
ltr
item
SDIT BINAUL UMMAH KARANGPANDAN: Prestasi dan Tantangan Pendidikan Islam
Prestasi dan Tantangan Pendidikan Islam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUFKV8WMJaQ4PhnkVHQ1Wo6E0jyeNUG1jAHJdNG-wRHl8fDF7NMSgSon_n4Hr-jlNknZq3azxOkJuWIioXAGMvOwDxFY-CwvZhqUOF4QVGJji5QXCicwzfgYAj-c5lLvqCV4x-XXhdveE/s640/77454_511916328894163_1545021006_o.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUFKV8WMJaQ4PhnkVHQ1Wo6E0jyeNUG1jAHJdNG-wRHl8fDF7NMSgSon_n4Hr-jlNknZq3azxOkJuWIioXAGMvOwDxFY-CwvZhqUOF4QVGJji5QXCicwzfgYAj-c5lLvqCV4x-XXhdveE/s72-c/77454_511916328894163_1545021006_o.jpg
SDIT BINAUL UMMAH KARANGPANDAN
http://www.binaulummah.sch.id/2015/12/prestasi-dan-tantangan-pendidikan-islam.html
http://www.binaulummah.sch.id/
http://www.binaulummah.sch.id/
http://www.binaulummah.sch.id/2015/12/prestasi-dan-tantangan-pendidikan-islam.html
true
6237199715682717086
UTF-8
Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago