Minggu, (28/02/2016) Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Bandung menyelenggarakan Seminar Nasional Parenting yang bertemakan “Membentu...
Minggu, (28/02/2016) Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Bandung menyelenggarakan Seminar Nasional Parenting yang bertemakan “Membentuk Karakter Anak di Era Digital”. Gedung Auditorium Geologi Bandung yang menjadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut dipenuhi oleh 450 peserta seminar, terdiri dari orang tua serta guru yang tersebar di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Anak adalah investasi sekaligus salah satu hal besar yang akan diminta pertanggungjawabannya di dunia dan akhirat. Kalimat tersebut disampaikan oleh Netty Heryawan ketika memberikan sambutan pada seminar tersebut.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PKPU karena telah mengadakan Seminar Membentuk Karakter Anak di Era Digital ini”, ucapnya.
Sosok yang dikenal sebagai istri dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan ini juga berpesan bahwa orang tua, baik itu secara biologis maupun sosiologis, diharapkan dapat membangun kesadaran, memperbaiki pola komunikasi serta memberikan pengetahuan dan keterampilan yang tepat kepada anak serta membentengi mereka dari pengaruh lingkungan yang tidak baik.
Surisman Thoyyib, Kepala Cabang IZI Bandung menyampaikan bahwa pengetahuan tentang bagaimana pola asuh dan bagaimana mendidik anak serta kerjasama orang tua, baik itu bapak maupun ibu, merupakan hal yang sangat penting. Ini merupakan salah satu hal yang melatarbelakangi IZI bekerjasama dengan PKPU untuk melaksanakan program seminar ini.
“PKPU dan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) adalah dua lembaga yang selalu beriringan untuk membuat program-program yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat”, lanjutnya.
Program Seminar Nasional Parenting: Membentuk Karakter Anak di Era Digital diperuntukkan kepada orangtua dan guru agar memiliki pengetahuan yang benar dan tepat dalam mengasuh dan mendidik anak.
Kiki Rejeki, Kepala Cabang PKPU Bandung menyampaikan, “Seminar ini adalah salah satu wujud kepedulian kita terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dikaitkan dengan semakin besarnya tantangan di era digital ini. PKPU mengajak orang tua dan guru untuk semakin memahami dan memperbaiki cara pengasuhan anak”. “Semoga, ini adalah salah satu upaya kita guna mewujudkan Indonesia yang lebih baik”, lanjutnya.
Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd, narasumber utama dalam seminar nasional tersebut menyampaikan bahwa apapun permasalahan dan tantangan pasti akan muncul, harus dihadapi oleh anak dan orang tua. Pakar Pendidikan ini juga memberikan pencerahan bagaimana menumbuhkan karakter yang tepat agar orang tua dapat mengasuh dan mengarahkan anak sehingga anak juga memiliki karakter yang kuat untuk menghadapi berbagai permasalahan yang menghadangnya. Ia juga menjelaskan bagaimana cara menjadi orangtua dan guru inspiratif dalam membentuk karakter anak di Era Digital seperti saat ini.
Muhammad Nur Awaludin, CEO Kakatu yang menjadi narasumber kedua menyadarkan peserta tentang bagaimana dunia digital telah menjerumuskannya. Menceritakan pengalaman masa lalunya yang candu pada game online dan permainan digital sejenis telah menghantarkannya kepada berbagai permasalahan, mulai dari berbohong, mencuri, tidak fokus belajar, terjerumus dalam akses pornografi, berjudi bahkan juga sampai tidak lagi bisa membedakan antara dunia nyata dengan dunia game yang sering dimainkannya. Ia juga meminta kepada orangtua untuk meningkatkan kualitas komunikasi dengan anak. Jangan sampai anak merasa kesepian dan jauh dari orangtuanya.
“Saat itu, saya justru menemukan perhatian dan kepedulian serta penghargaan dari game-game yang saya mainkan. Ini awal saya terjerumus”, lanjutnya.
Praktisi Pemberdayaan Masyarakat, Fadly Halim Hutasuhut, S.IP, MPS, Sp menerangkan bahwa Pilar Keluarga Berdaya yang dicanangkan oleh PKPU pada tahun 2016 ini, merupakan strategi yang tepat dalam tahapan memberdayakan individu dan masyarakat, termasuk untuk bidang pendidikan.
“Orang tua dan guru diberikan pemahaman yang tepat untuk mengasuh dan mendidik anak. Tahapan selanjutnya adalah bagaimana agar lingkungan sekitar juga memberikan suasana yang mendukung dan kondusif untuk perkembangan anak. Lakukan pendidikan kepada keluarga dan guru, sadarkan dan didik kader-kader serta tokoh masyarakat sekitar sehingga mereka menjadi masyarakat yang mendukung terciptanya lingkungan yang ramah dan peduli terhadap perkembangan anak. Selayaknya, pemerintah maupun dunia usaha berkewajiban untuk mendukung program-program seperti ini”, pungkasnya.